Sudah beberapa minggu belakangan ini saya kecanduan sebuah minuman. Namanya Nu Green Tea. Kalau ngga minum sehari, rasanya ada yang kurang ajah. Hehe. Awalnya sih saya lebih suka minum Beverin, tapi entah kenapa karena setiap hari teman saya Tika minum Nu Green Tea, saya jadi tergerak ingin mencobanya. Dan ternyata, bukan saya saja yang meminum teh tersebut hampir setiap hari, dua orang teman saya lainnya juga.
Dari fakta di atas, saya jadi berpikir kenapa orang-orang jadi begitu senang untuk minum teh hijau NU Green Tea. Dan kenapa Nu Green Tea memegang market share sampai sekitar 51,9%? (sumber: MARS). Saya tergelitik nih untuk menganalisisnya (yah, analisis cetek sih. Hehe).
Kembali lagi ke sahabat saya, Tika. Setiap pagi ketika melintasi mejanya, saya selalu melihat minuman dengan kemasan botol hijau itu sudah ’bertengger di mejanya. Karena heran, saya kemudian menanyakannya. Dia bilang karena ingin mendapatkan undian berhadiah. Berdasarkan informasi darinya, jika beruntung maka kita akan menemukan tulisan nominal uang di belakang tutup botol minuman tersebut. Kesimpulan pertama: ternyata undian memang merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk membujuk customer agar membeli.
Setelah masa undian habis, ternyata Nu Green Tea ngga kehilangan pamor. Dengan iklan yang cukup ’catchy,’ orang-orang tetap mudah mengingat, kalau mau membeli green tea dalam kemasan, ya NU Green Tea ajah. Beberapa orang bilang kalau iklannya lucu karena ada lagu jepangnya. Nah, dari sini bisa dilihat kalau iklannya NU Green Tea berhasil untuk membangun brand awareness mereka ke masyarakat.
Kalau dua alasan di atas melihat keberhasilan Nu Green Tea dari sisi context (promotion) yang oke, sekarang kita beralih ke content. Kalau dari urusan rasa, green tea menurut kebanyakan orang sih sama saja. Tapi menurut sebagian lain, rasa green tea dari produsen yang berbeda, ya tentu saja berbeda. Kalau menurut saya pribadi, rasa Nu Green Tea tidak terlalu manis atau pahit seperti Zestea atau lainnya. Bisa juga varian rasa membuat produk dari ABC tersebut menjadi salah satu reason to buy. Bagaimana dengan harganya (price)? Kalau saya lihat-lihat dari milis atau forum, kebanyakan orang ngga keberatan untuk harga Nu Green Tea yang lebih mahal dibanding Zestea atau produk lainnya. It`s worthed lah dengan rasanya!
Di atas saya sempat bilang, kalau sebenarnya saya lebih suka dengan green tea merek Beverin. Harganya memang sedikit lebih mahal, tapi rasanya oke bangets. Lebih top dari Nu Green Tea. Tapi berhubung produk tersebut susah didapat, maka saya churn deh ke Nu Green Tea. Kalau saya perhatikan, Beverin cuma ada di toko-toko tertentu saja, di kafe-kafe, dan oh ya saya pernah lihat ada juga di koperasi karyawan Mandiri di Gatot Subroto. Anyways, it`s Beverin`s producer`s loss kalau ngga mendistribusikan produknya ke Carrefour. Menurut saya produk consumer goods sewajibnya hadir di jaringan hypermarket ini. Selain cabangnya banyak, hypermarket ini masih menjadi pilihan utama untuk one-stop supermarket. Nah, yang ini masuk ke dalam salah satu masalah infrastructure kali ya.
Ya, begitulah, kalau sebuah produk atau brand mau sukses, ya harus diperhatikan content, context dan infrastructure-nya. Top deh buat Nu Green Tea!
Wednesday, March 19, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment