Rahasia Bisnis Orang Cina
Penulis: Ann Wang Seng
Penerbit: Hikmah Zaman Baru (kelompok Mizan)
208 hal + x hal
Hampir di setiap sudut pertokoan, mall, pasar ataupun tempat-tempat perdagangan lainnya, kita dapat menemukan pedagang Tionghoa. Tidak ada yang menyangsikan kalau mereka menguasai perdagangan, mulai dari retail sampai bisnis besar. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana mereka dapat menjadi sukses seperti itu? Apakah mereka memiliki ilmu khusus? Apakah berbisnis sudah menjadi bakat bawaan mereka yang diturunkan lewat gen?
Mungkin masih banyak pertanyaan lain yang ada di kepala kita untuk mengetahui rahasia keberhasilan bisnis mereka. Melalui bukunya, Ann Wang Seng, seorang penulis sekaligus pengusaha dari Malaysia bukan hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, tapi lebih dari itu. Ia mencoba mengungkap rahasia bisnis atau lebih tepatnya dagang, dari orang Tionghoa, dari mulai falsafah, budaya, sistem bisnis, pemikiran, adat kebiasaan sampai pantangan berbisnis mereka.
Melalui buku setebal 208 halaman tersebut, Ann mengungkap banyak faktor yang menyebabkan perdagangan orang Tionghoa maju pesat. Dari sekian banyak faktor yang dipaparkan Ann melalui bukunya tersebut, saya coba merangkumnya menjadi tujuh faktor keberhasilan bisnis orang Tionghoa.
Lebih mulia jadi pedagang
Orang Tionghoa percaya bahwa hanya dengan berdaganglah mereka dapat menjadi kaya dan meningkatkan taraf hidup mereka. Dunia dagang adalah dunia yang menjanjikan kesenangan, kemewahan dan kebahagiaan. Kalau dulu ajaran Konfisianisme menganggap bahwa golongan pedagang menindas dengan mengambil keuntungan berlebih sehingga tidak begitu dihormati, maka ajaran tersebut ditafsirkan kembali dan malah memberi semangat bagi orang Tionghoa agar melibatkan diri dalam perdagangan. Menurut Ann Wang Seng, kedudukan sebagai pedagang dilihat lebih tinggi daripada pegawai, meskipun gajinya lebih besar. Berdagang sendiri berarti sesorang dapat menjadi bos dan tuan. Orang yang berdagang juga dikatakan berani dan hanya orang yang berani yang memiliki kesempatan menjadi kaya dan sukses.
Kerja keras, kerja keras dan kerja keras
Kalau dibilang nothing can replace hardwork itu memang ada benarnya. Salah satu resep keberhasilan dagang orang Tionghoa adalah kerja keras. Kebanyakan jam kerja mereka lebih panjang dari orang lain. Walaupun sudah berhasil, mereka juga tetap bekerja antara 16-18 jam sehari. Banyak pengusaha sukses dapat lahir tanpa bekal apapun, kecuali semangat, keyakinan dan usaha yang tidak mengenal kata jemu. Orang Tionghoa percaya bahwa hanya dengan bekerja keras dan berani membuka peluang, mereka akan berhasil.
Risk Taker
Selain daya juang dan semangat yang tinggi, hal menonjol lainnya adalah sikap risk taking. Bagi orang Tionghoa, pedagang sejati dan pandai adalah yang menyukai risiko dan tantangan. Semakin tinggi risiko, makin banyak peluang yang tersedia. Selain itu, masalah juga harus dijadikan batu loncatan, bukannya penghalang untuk berhasil.
Pintar melihat peluang
Ada sebuah pepatah yang mengatakan, ’tinggalkan orang Tionghoa di mana saja, mereka akan dapat hidup dan menciptakan peluang dagang. Orang Tionghoa adalah bangsa yang paling fleksibel, mudah berubah dan menyesuaikan diri di manapun. Mereka akan dapat hidup dan mencari makan di manapun mereka berada. Orang Tionghoa mudah beradaptasi untuk menyesuaikan dengan perubahan iklim ekonomi dan perilaku pasar. Tak heran, banyak peluang bisnis yang mereka ciptakan dari bisnis yang awalnya dianggap tidak menguntungkan, seperti menjual air di pinggir jalan, berjualan surat kabar lama, kaleng kosong dan lain sebagainya.
Mulai dengan usaha ritel
Dasar perdagangan orang Tionghoa adalah toko ritel. Mereka belajar mengurus dan mengendalikan urusan jual beli melalui perdagangan toko ritel. Menguasai toko ritel berarti akan menguasai pasar, dan kemudian menjadi penentu bagi kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Tidak heran jika mereka menguasai bukan saja urusan jual beli, namun juga pengeluaran, pemasaran, distribusi, promosi sampai menentukan laku atau tidaknya produk itu.
Jaringan yang solid
Kalau selama ini kita lihat jaringan bisnis Tionghoa sangat kuat di antara sesama mereka, itu karena konsep bisnis mereka. Mereka menganggap bahwa setiap pedagang saling melengkapi. Misalnya, restoran akan mengambil suplai bahan makanannya dari toko-toko makanan yang berada di sekitarnya. Dengan demikian, perdagangan di kawasan itu akan berkembang pesat karena sudah terwujud sikap saling membantu dan saling dukung yang kuat di kalangan pedagang. Bagi orang Tionghoa, kegiatan perdagangan perlu diperbanyak ragam dan jenisnya karena selain dapat memberikan pilihan kepada pembeli, hal ini juga dapat membantu pedagang lain mendapatkan penghasilan. Etika yang tidak tertulis ini memungkinkan para pedagang Tionghoa dapat hidup di satu kawasan dan menguasai pasar.
Sedekah
Agar keuntungan terus bertambah, sebagian keuntungan harus dialokasikan bagi mereka yang membutuhkan. Orang memercayai bahwa derma yang disalurkan kepada orang miskin, institusi pendidikan, organisasi sosial, panti jompo, golongan cacat dan pelajar-pelajar yang tidak mampu bukan saja suatu hal yang baik, namun juga akan mendapat berkah. Keuntungan berderma mungkin bukan dalam bentuk materi, melainkan nama baik, dan budi pekerti yang senantiasa akan dikenang.
Kira-kira demikian yang saya tangkap dari membaca buku karya Ann Wang Seng ini. Saya merasa setiap bab di buku ini begitu berarti karena banyak hal yang dapat dipelajari dari setiap kalimat yang ditulis Ann Wang Seng.
Kekurangan buku ini hampir tidak ada, Cuma saya merasa terganggu dengan banyak kalimat yang diulang-ulang penulisannya. Membuat Anda yang membacanya seperti de javu, karena menemukan kalimat yang sama di halaman yang berbeda.
Tuesday, March 25, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment